Pada pasangan GBP/USD, saat ini sedang berjuang untuk memanfaatkan pemulihan moderatnya dari level 1,2100, yang merupakan level terendah sejak November 2023, yang dicapai awal pekan ini.

Penurunan intraday semakin intensif setelah rilis data inflasi konsumen Inggris yang lebih lemah dari perkiraan. Namun, momentum dolar AS yang lesu membantu pasangan ini bertahan. Menurut Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), Indeks Harga Konsumen (CPI) tumbuh sebesar 2,5% secara tahunan pada bulan Desember, di bawah ekspektasi kenaikan 2,7% dari 2,6% pada bulan November. CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, naik sebesar 3,2% selama bulan pelaporan, juga di bawah perkiraan pertumbuhan 3,4% dan angka sebelumnya sebesar 3,5% pada bulan November. Angka inflasi yang lebih lemah ini memberikan ruang bagi Bank of England untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter Februari mendatang. Selain itu, kekhawatiran atas situasi fiskal Inggris dan risiko stagflasi—menggabungkan inflasi tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang lemah—sedang membebani pound Inggris.

Di sisi lain, dolar AS mencapai titik terendah mingguan baru setelah data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang lebih lemah dari perkiraan dirilis pada hari Selasa, yang mempersulit prediksi untuk langkah suku bunga berikutnya dari Federal Reserve. PPI, yang mengukur inflasi grosir, naik sebesar 0,2% pada bulan Desember, sementara PPI inti tetap tidak berubah untuk periode pelaporan tersebut. Optimisme yang muncul dari meredanya kekhawatiran tentang potensi tarif perdagangan dari Presiden terpilih AS Donald Trump juga mendukung pasar saham dan mengurangi daya tarik dolar sebagai aset safe haven, yang pada akhirnya memberikan dukungan bagi pasangan GBP/USD.

Namun demikian, ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin akan menghentikan siklus pemotongan suku bunganya akhir bulan ini telah menjadi pendorong utama kenaikan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini, membatasi kerugian dolar AS.

Untuk peluang trading yang lebih baik hari ini, perhatian harus beralih ke rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan datang, yang dijadwalkan pada awal sesi Amerika Utara. Laporan CPI, indikator penting inflasi AS, akan memengaruhi ekspektasi suku bunga Federal Reserve dan memainkan peran penting dalam membentuk dinamika jangka pendek dolar AS. Ini bisa memberikan momentum baru bagi pasangan GBP/USD. Oleh karena itu, akan bijaksana untuk menunggu konfirmasi pembelian yang kuat sebelum memulai posisi long baru dalam GBP/USD.

Dari sudut pandang teknikal, GBP/USD telah stabil di atas level 1,2200. Namun, para bull perlu melihat pergerakan yang berkelanjutan di atas Simple Moving Average (SMA) 100 jam dan Exponential Moving Average (EMA) 100 jam sebelum mengambil posisi long baru. Jika tercapai, harga bisa bergerak lebih cepat ke arah utara menuju level resistance psikologis berikutnya di 1,2300.

Sebaliknya, penurunan di bawah level bulat 1,2200 dapat terus menarik pembeli di zona 1,2150–1,2140, mengingat Indeks Kekuatan Relatif (RSI) yang sedikit oversold pada grafik harian. Namun, tekanan jual di bawah area ini akan membuka level terendah lebih dari satu tahun yang dicapai pada hari Senin. Penembusan yang meyakinkan di bawah level tersebut dapat berfungsi sebagai pemicu baru untuk momentum bearish.